In:
Jurnal Kedokteran Brawijaya, Brawijaya University, Vol. 27, No. 2 ( 2013-03-04), p. 102-106
Abstract:
Influenza merupakan penyakit yang mudah menular dengan mortalitas dan morbiditas tinggi serta sering menimbulkan kejadian  luar biasa, epidemi, dan pandemi. Pada anak  sekolah,  influenza menyebabkan  tingginya angka absensi dan remaja merupakan  sumber  penularan  terbesar .  Penelitian  dilakukan  untuk menilai  respons  imun   terhadap  vaksin influenza pada kelompok remaja 12–18 tahunpada bulan Juni–September 2008, di Puskesmas Garuda Bandung. Desain dilakukan dengan  intervensional,  longitudinal, acak sederhana, dan tersamar tunggal. Vaksin  influenza yang mengandung 3 jenis virus A/H1N1, A/H3N2 dan B, disuntikkan intramuskular. Pengambilan darah dilakukan pra dan pasca vaksinasi. Pemeriksaan kadar antibodi dilakukan dengan metode hemaglutinasi inhibisi (HI). Respons imun dinilai berdasarkan nilai serokonversi, dan peningkatan geometric mean titer (GMT). Subjek dibagi 2 kelompok, 69 (52,7%) remaja pertengahan (12–15  tahun) dan 62  (47,3%)  remaja akhir  (16–18  tahun). Semua  subjek  telah mempunyai kadar antibodi protektif HI 〉 1:40 pascavaksinasi. Nilai serokonversi kedua kelompok berbeda bermakna pada pra  (p=0,02) dan pascavaksinasi (p=0,02). Serokonversi  terhadap virus A/H3N2 antara remaja pertengahan dan akhir berbeda bermakna pada pravaksinasi (p=0,02). Pada pra dan pascavaksinasi  terdapat peningkatan GMT bermakna  terhadap ketiga  jenis virus  influenza  (Zw 9,73; 9,19; 9,59 dan p=0,00). Simpulan, vaksinasi influenza pada remaja menghasilkan kadar protektif. Respons imun remaja pertengahan dan akhir  tidak berbeda, namun  remaja pertengahan  tampak  lebih  responsif.Kata Kunci: Influenza,  remaja,  responsimun, vaksin
Type of Medium:
Online Resource
ISSN:
2338-0772
,
0216-9347
DOI:
10.21776/ub.jkb.2012.027.02.9
Language:
Unknown
Publisher:
Brawijaya University
Publication Date:
2013
Bookmarklink