Your email was sent successfully. Check your inbox.

An error occurred while sending the email. Please try again.

Proceed reservation?

Export
Filter
Type of Medium
Language
Subjects(RVK)
  • 1
    Online Resource
    Online Resource
    Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society ; 2016
    In:  Sari Pediatri Vol. 8, No. 1 ( 2016-12-05), p. 84-
    In: Sari Pediatri, Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society, Vol. 8, No. 1 ( 2016-12-05), p. 84-
    Abstract: Menghadapi masalah kesehatan anak dunia, Indonesia tidak dapat berdiam diri namunharus turut berpartisipasi aktif. Pakar WHO menegaskan bahwa dalam upaya pencegahanpenyakit infeksi, dua hal yang harus menjadi perhatian utama ialah penyediaan air bersihdan imunisasi. Munculnya resistensi antibiotik pada beberapa mikroorganisme, keadaanimunokompromais, peningkatan kesehatan anak dengan risiko tinggi, telah memicupara ahli memalingkan arah untuk mencapai upaya pencegahan yang paripurna. Dalamsatu dasa warsa terakhir, imunisasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesatseiring dengan kemajuan teknik rekayasa genetika dan biomolekuler. Masuknya vaksinbaru sebagai hasil teknologi modern yaitu vaksin influenza trivalen (TIV) dan vaksinpneumokokus (PCV7) memerlukan panduan penggunaannya yang dituangkan dalamRekomendasi Satgas Imunisasi IDAI.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2338-5022 , 0854-7823
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society
    Publication Date: 2016
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 2
    Online Resource
    Online Resource
    Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society ; 2016
    In:  Sari Pediatri Vol. 5, No. 3 ( 2016-12-06), p. 131-
    In: Sari Pediatri, Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society, Vol. 5, No. 3 ( 2016-12-06), p. 131-
    Abstract: Seorang bayi laki-laki berusia 4 bulan menderita displasia ektodermal hipohidrotik (DEH),merupakan kelainan genetik yang sebagian besar diturunkan secara x-linked recessive.Sindrom ini ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya kelenjar keringat,hypotrichosis,dan hypodontia. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan dipastikandengan biopsi kulit yang menunjukkan tidak ada atau hipoplasi kelenjar ekskrin danrambut. Trias gambaran klinis utama DEH adalah hipohidrosis atau anhidrosis, hipotrikosisdan andontia total atau partial. Kelainan ini perlu segera ditegakkan untuk menghindarikomplikasi yang berat pada masa bayi dan diperlukan untuk menentukan penangananselanjutnya. Untuk mengetahui pola penurunan genetik pada pasien ini perlu disusunsilsilah penyakit dalam keluarga serta biopsi kulit atau uji starch-iodine pada kedua orangtua pasien sehingga konseling genetik. Pencegahan dapat diberikan secara multidisiplinsangat diperlukan dalam penanganan kasus seperti ini agar mendapatkan prognosis yanglebih baik. Displasia ektodermal hipohidrotik yang disebut juga Christ-Siemens Tourainesyndrome atau displasia ektodermal anhidrotik digambarkan pertama kali pada tahun 1848oleh Thurnam 1,2 dan diikuti pada abad-19 oleh Darwin.2 Pada tahun 1921, Thadanimenetapkan DEH sebagai suatu kelainan x-linked dan kemudian melaporkan bahwaperempuan pembawa gen mutan menampakkan gejala yang bervariasi dari kondisitersebut.1,2Angka kejadian DEH diperkirakan 1 per 100.000 kelahiran hidup,2,5 lebih 90% terjadi padaanak laki-laki.2 Di Indonesia dilaporkan 2 kasus pada tahun 2000-2002,6 salah satu kasusberobat di Subbagian Kulit Anak Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI-RSCM.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2338-5022 , 0854-7823
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society
    Publication Date: 2016
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 3
    Online Resource
    Online Resource
    Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society ; 2016
    In:  Sari Pediatri Vol. 3, No. 4 ( 2016-12-06), p. 235-
    In: Sari Pediatri, Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society, Vol. 3, No. 4 ( 2016-12-06), p. 235-
    Abstract: Demam merupakan salah satu gejala terpenting dari penyakit infeksi. Di lain pihak,demam tanpa disertai gejala klinis lain sulit menentukan penyebab. Oleh sebab itu,pemeriksaan penunjang sangatlah diperlukan. Namun, dalam keadaan neutropenia baikdisebabkan oleh penyakit utamanya yaitu penyakit keganasan ataupun akibat dari obatsitostatik. Beberapa parameter infeksi seperti jumlah leukosit, laju endap darah, kadartransaminase, dan biakan tidak dapat dipakai untuk membantu menegakkan diagnosisinfeksi pada penyakit keganasan tersebut. Atas dasar hal-hal tersebut di atas, maka telahdibuat kesepakatan pemberian antibiotik pada pasien neutropenia yang mengalamidemam. Pemilihan jenis antibiotik berdasarkan pada kemungkinan jenis bakteri penyebabyang tersering. Diharapkan dengan mentaati pedoman tersebut pengobatan demam padaneutropenia lebih terarah dan dapat mencegah lebih banyak resistensi bakteri
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2338-5022 , 0854-7823
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society
    Publication Date: 2016
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 4
    Online Resource
    Online Resource
    Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society ; 2016
    In:  Sari Pediatri Vol. 2, No. 4 ( 2016-12-06), p. 182-
    In: Sari Pediatri, Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society, Vol. 2, No. 4 ( 2016-12-06), p. 182-
    Abstract: Telah dilakukan penelitian uji klinis non-komparatif pengobatan cefixime terhadapdemam tifoid anak di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta, sejak Mei1999 – Januari 2000. Subyek berumur antara 3-15 tahun dengan diagnosis klinis demamtifoid tanpa komplikasi. Di antara 25 orang pasien yang ikut dalam penelitian, terdapat11 laki-laki dan 14 perempuan, 16 (64%) pasien termasuk kelompok 5-9 tahun dan 8(32%) berumur 〉 10 tahun. Delapan belas anak menderita demam di rumah selama 7hari atau lebih. Selain demam, mual, muntah, perasaan tidak enak di perut, deliriumdan hepatomegali merupakan gejala yang terbanyak ditemukan. Lebih dari separuhjumlah kasus menderita demam antara 37,5-38,5oC dan 7 anak lainnya mengalamidemam lebih dari 39oC. Peningkatan LED dan SGOT/SGPT terdapat pada hampirsemua kasus. Semua pasien mendapat pengobatan cefixime 10-15mg/kgbb/hari, dibagi2 dosis selama 10 hari. Penurunan suhu (time of fever defervescence) terjadi setelah 6,0hari (SB 3,1) pengobatan. Cure rate, yang menggambarkan efikasi cefixime terdapatpada 21 (84%) dan gagal 4 (16%) kasus. Penilaian hasil pengobatan hari kelima pada21 kasus menunjukkan 11 pasien sembuh sempurna, 10 pasien lainnya keadaan klinisbaik namun masih demam dan suhu turun pada hari berikutnya. Kegagalan bakteriologisdijumpai pada 1 kasus, termasuk dalam kelompok gagal secara klinis. Secara bakteriologis,3 pasien resisten terhadap salah satu dari ketiga antibiotik konvensional. Satu orangpasien resisten chloramphenicol dan 2 orang resisten ampisilin. Dua puluh satu (84%)di antara 25 pasien tetap sensitif terhadap ketiga antibiotik konvensional. Dalampenelitian ini tidak terdapat satu kasus pun dengan MDRST. Secara umum cefiximemempunyai efikasi yang baik dan dapat ditoleransi oleh semua pasien dengan efeksamping ringan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan evaluasi lebih lanjutmengenai dosis dan lama pengobatan.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2338-5022 , 0854-7823
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society
    Publication Date: 2016
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 5
    Online Resource
    Online Resource
    Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society ; 2016
    In:  Sari Pediatri Vol. 3, No. 4 ( 2016-12-06), p. 206-
    In: Sari Pediatri, Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society, Vol. 3, No. 4 ( 2016-12-06), p. 206-
    Abstract: Para peneliti mendapatkan bahwa pati beras cukup baik diabsorpsi di saluran cerna,bahkan lebih baik sebagai komposisi bersama elektrolit untuk mengatasi diare. Meskipunkecil, masih terdapat berbagai prevalensi malabsorpsi karbohidrat yang bervariasi, baikdengan pati beras maupun dengan pati lainnya. Khin Maung-U mendapatkan prevalensimalabsorpsi pati beras pada anak di Birma cukup besar (66,5%), sedangkan pati berasmudah didapat di negara-negara dengan beras sebagai makanan pokok sehingga perluditeliti kemampuan absorpsi pati beras pada anak Indonesia. Telah dilakukan uji hidrogennapas pada 86 anak Indonesia usia 1-3 tahun di Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu,Jakarta Selatan. Di antara 86 anak yang di beri meal test dengan kue pati beras 80 guntuk setiap anak ternyata 82 anak (95,3%) masih mampu mengabsorpsi pati berasdengan baik, hanya 4 anak (4,7%) yang mengalami malabsorpsi pati beras. Belumdiketahui pasti tipe malabsorpsi pada ke-empat anak ini. Pada penelitian ini terdapat 16anak (18,6%) berasal dari keluarga sosial ekonomi tidak mampu, sebagian besar ibuberpendidikan SLTP ke bawah, dan sebagian besar pekerjaan orangtuanya di sektorswasta dan buruh. Tidak ditemukan hubungan bermakna (p 〉 0,05) pengaruh diare pada6 anak (7%), riwayat BBLR pada 13 anak (15,1%), status gizi kurang ataupun malnutrisipada 35 anak (40,7%) dan infeksi cacing/jamur pada 17 anak (19,8%) terhadapmalabsorpsi pati beras.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2338-5022 , 0854-7823
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society
    Publication Date: 2016
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 6
    Online Resource
    Online Resource
    Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society ; 2016
    In:  Sari Pediatri Vol. 9, No. 3 ( 2016-11-30), p. 157-
    In: Sari Pediatri, Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society, Vol. 9, No. 3 ( 2016-11-30), p. 157-
    Abstract: Latar belakang. Infeksi rubela pada ibu hamil dapat mengakibatkan komplikasi yang serius pada janin.Maka remaja perempuan sebagai calon ibu harus telah mempunyai kadar antibodi anti-rubela yang tinggi.Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi seropositif terhadap antibodi anti-rubelapada remaja perempuan sebagai upaya untuk menurunkan angka kejadian sindrom rubela kongenital.Metode. Penelitian deskriptif potong lintang, dilakukan terhadap 97 orang mahasiswi tingkat I dan IIFakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang dipilih secara konsekutif pada bulan Mei-Juni 2007.Hasil. Usia rerata subjek 18,9 tahun (SD=1,0). Imunisasi MMR didapatkan pada 19 dari 97 subjekpenelitian (19,6%). Angka seropositif terhadap antibodi anti-rubela 71 subjek (73,2%) rerata kadar antibodianti-rubela 159,7 UI/ml (SD = 107,4). Proporsi seropositif antibodi anti-rubela yang diperoleh melaluiimunisasi MMR 19 dari 71 subjek (26,8%) nilai rerata kadar antibodi anti-rubela 148,9 UI/ml (SD =86,4). Proporsi seropositif antibodi anti-rubela yang diperoleh melalui infeksi alamiah 52 dari 71 subjek(73,2%) rerata kadar antibodi anti-rubela 163,6 UI/ml (SD = 114,7).Kesimpulan. Prevalensi seropositif antibodi anti-rubela 73,2%. Imunitas yang ditimbulkan denganpemberian imunisasi MMR sama dengan imunitas yang diperoleh dari infeksi alamiah.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2338-5022 , 0854-7823
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society
    Publication Date: 2016
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 7
    Online Resource
    Online Resource
    Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society ; 2016
    In:  Sari Pediatri Vol. 10, No. 6 ( 2016-11-29), p. 424-
    In: Sari Pediatri, Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society, Vol. 10, No. 6 ( 2016-11-29), p. 424-
    Abstract: Dengue berdarah dengue yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypty masih merupakan masalah kesehatan penting di dunia. Di Indonesia, demam berdarah dengue mulai dikenal pertama kali pada tahun 1968 di DKI Jakarta dan Surabaya, dan terus menyebar ke seluruh tiga puluh tiga propinsi di Indonesia. Pola epidemiologi infeksi dengue mengalami perubahan dari tahun ke tahun, jumlah kasus memuncak setiap siklus 10 tahunan. Dari tahun 1968-2008 angka kesakitan demam berdarah dengue terus meningkat. Pada tahun 2008 didapatkanangka kesakitan 58,85/ 100.000 penduduk. Angka kematian menurun dengan stabil dari 41% pada tahun 1968 menjadi kurang dari 2% sejak tahun 2000, dan pada tahun 2008 angka kematian menurun menjadi 0,86%.Semua serotipe virus dengue ditemukan di Indonesia, namun serotipe virus den-3 masih dominan menyebabkan kasus dengue yang berat dan fatal. Surveilans epidemiologi, dukungan edukasi masyarakat dan program pengendalian vektor diperlukan untuk mencegah transmisi. Pengembangan vaksin dengue merupakan salah satu upaya mencegah penyakit dengue.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2338-5022 , 0854-7823
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society
    Publication Date: 2016
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 8
    In: Tropical Medicine and Infectious Disease, MDPI AG, Vol. 8, No. 4 ( 2023-04-19), p. 231-
    Abstract: The 5th Asia Dengue Summit, themed “Roll Back Dengue”, was held in Singapore from 13 to 15 June 2022. The summit was co-convened by Asia Dengue Voice and Action (ADVA), Global Dengue and Aedes transmitted Diseases Consortium (GDAC), Southeast Asian Ministers of Education Tropical Medicine and Public Health Network (SEAMEO TROPMED), and the Fondation Mérieux (FMx). Dengue experts from academia and research and representatives from the Ministries of Health, Regional and Global World Health Organization (WHO), and International Vaccine Institute (IVI) participated in the three-day summit. With more than 270 speakers and delegates from over 14 countries, 12 symposiums, and 3 full days, the 5th ADS highlighted the growing threat of dengue, shared innovations and strategies for successful dengue control, and emphasized the need for multi-sectoral collaboration to control dengue.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2414-6366
    Language: English
    Publisher: MDPI AG
    Publication Date: 2023
    detail.hit.zdb_id: 2934690-3
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 9
    Online Resource
    Online Resource
    Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society ; 2016
    In:  Sari Pediatri Vol. 12, No. 6 ( 2016-11-17), p. 419-
    In: Sari Pediatri, Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society, Vol. 12, No. 6 ( 2016-11-17), p. 419-
    Abstract: Latar belakang. Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yangbervariasi. Ensefalopati dengue atau demam berdarah dengue (DBD) dengan keterlibatan susunan sarafpusat (SSP) merupakan kondisi yang jarang terjadi namun angka kematiannya cukup tinggi.Tujuan. Mengetahui insiden, karakteristik demografik, manifestasi klinis, laboratorium dan luaran pasiendengan ensefalopati dengue.Metode. Studi deskriptif retrospektif di RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Kriteria inklusiadalah rekam medik pasien yang dirawat di RSCM tahun 2006-2010 dengan diagnosis ensefalopatidengue.Hasil. Terdapat 20 pasien (2,8%) ensefalopati dengue dari 717 pasien infeksi virus dengue. Pasien terbanyakberusia 2-5 tahun (8 pasien) diikuti usia 〉 10 tahun (7 pasien) dengan rerata usia 6,6 tahun. Kejadian DBDdengan syok terdapat pada 13 pasien, kejang pada 8 pasien, perdarahan saluran cerna pada 12 pasien danrerata penurunan kesadaran pada hari ke 4,3 dengan lama 2,5 hari. Laboratorium didapatkan rerata natrium131,6 meq/L, rerata SGOT/AST 2347 mg/dl dan rerata SGPT/ALT 630 mg/dl. Terdapat pemanjanganPT dengan rerata 22,4” dan pemanjangan aPTT dengan rerata 86,2”. Didapatkan infeksi sekunder denguepada 18 pasien. Antimikroba diberikan pada 16 pasien sedangkan kortikosteroid pada 5 pasien. Ditemukan3 pasien dengan gejala sisa berupa slurred speech, afasia dan tetraparesis serta 1 pasien meninggal.Kesimpulan. Insiden ensefalopati dengue 2,8% dengan infeksi sekunder dengue sebagai penyebab tersering,namun tidak terdapat perbedaan kelompok usia dibandingkan DBD. Terdapat peningkatan yang tinggidari serum transaminase, pemanjangan PT/APTT, hiponatremia. Terdapat gejala sisa pada 3 dari 19 pasienyang hidup.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2338-5022 , 0854-7823
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Paediatrica Indonesiana - Indonesian Pediatric Society
    Publication Date: 2016
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 10
    Online Resource
    Online Resource
    Informa UK Limited ; 2012
    In:  Paediatrics and International Child Health Vol. 32, No. sup1 ( 2012-05), p. 33-38
    In: Paediatrics and International Child Health, Informa UK Limited, Vol. 32, No. sup1 ( 2012-05), p. 33-38
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2046-9047 , 2046-9055
    Language: English
    Publisher: Informa UK Limited
    Publication Date: 2012
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
Close ⊗
This website uses cookies and the analysis tool Matomo. Further information can be found on the KOBV privacy pages