Your email was sent successfully. Check your inbox.

An error occurred while sending the email. Please try again.

Proceed reservation?

Export
  • 1
    Online Resource
    Online Resource
    Yayasan Bina Lentera Insan ; 2020
    In:  Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1, No. 1 ( 2020-12-31), p. 10-12
    In: Jurnal Lentera - Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Yayasan Bina Lentera Insan, Vol. 1, No. 1 ( 2020-12-31), p. 10-12
    Abstract: Limbah Riparian memiliki peranan penting dalam mempertahankan kualitas air sungai. Sungai bagian hulu berfungsi sebagai kawasan konservasi tanah dan air. Sungai Ranoyapo bagian hulu adalah sungai utama Daerah Aliran Sungai Ranoyapo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan vegetasi riparian dalam mencegah erosi tebing Sungai Ranoyapo bagian hulu, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Metode yang dilakukan yaitu metode survai dengan observasi langsung di tiga titik di bagian hulu Sungai Ranoyapo. Hasil penelitian menunjukkan perubahan peruntukan lahan dari hutan menjadi lahan pertanian. Bagian hulu dibangun bendungan yang berfungsi untuk mengalirkan air irigasi. Vegetasi riparian alami berupa pohon tidak banyak disebabkan penggunaan lahan menjadi lahan pertanian. Vegetasi riparian berupa pohon yang ditemukan antara lain Ficus daan Syzygium. Vegetasi riparian budidaya berupa pohon buah-buahan seperti durian. Vegetasi yang banyak ditemukan berupa vegetasi tumbuhan bawah. Pola pembukaan lahan di bagian hulu yang menyebabkan terjadinya longsor tebing di beberapa titik. Curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan debit dan kuat arus sungai sehingga aliran air sungai mengikis tebing sungai sehingga terjadi longsor tebing. Hal ini dapat menyebabkan perubahan morfologi sungai dan struktur organisma sungai.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2746-4644
    URL: Issue
    Language: Unknown
    Publisher: Yayasan Bina Lentera Insan
    Publication Date: 2020
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 2
    Online Resource
    Online Resource
    Indonesian Agency For Agricultural Research and Development (IAARD) ; 2021
    In:  Buletin Palma Vol. 22, No. 2 ( 2021-12-29), p. 95-
    In: Buletin Palma, Indonesian Agency For Agricultural Research and Development (IAARD), Vol. 22, No. 2 ( 2021-12-29), p. 95-
    Abstract: Padi merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. Lahan perkebunan kelapa dapat dievaluasi sebagai lahan alternatif selain beberapa lahan yang umum dimanfaatkan untuk penanaman padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon morfologi dan fisiologi padi Sulutan dan Rindang 1 terhadap naungan pohon kelapa dengan pola tanam segitiga dan jarak tanam 9 m x 9 m berdasarkan tinggi tanaman, luas daun, biomassa tanaman dan kandungan klorofil. Desain penelitian faktorial ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua perlakuan yaitu kontrol (tanpa naungan) dan naungan di bawah pohon kelapa dengan jarak tanam 9 m x 9 m dan pola tanam segitiga dan menggunakan dua varietas padi yakni Sulutan dan Rindang 1 dengan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman padi Rindang 1 lebih tinggi dibandingkan dengan Sulutan pada hari ke-2 sampai 14 dan tinggi tanaman padi pada perlakuan naungan lebih besar daripada tanpa naungan pada hari ke-8 sampai 14. Luas daun, berat basah dan berat kering akar serta volume akar tanaman yang diberi perlakuan naungan lebih tinggi (p & lt; 0,05) daripada tanaman tanpa naungan pada hari ke-14. Berat basah daun Rindang 1 lebih besar daripada Sulutan pada hari ke-7. Volume akar tertinggi pada padi Sulutan dengan naungan tetapi tidak berbeda nyata dengan Rindang tanpa naungan pada hari ke-7. Di antara karakter morfologi dan fisiologi yang diamati, tinggi tanaman, luas daun, berat basah dan berat kering akar serta volume akar potensial sebagai indikator adanya cekaman naungan pada padi
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2528-7141 , 1979-679X
    Language: Unknown
    Publisher: Indonesian Agency For Agricultural Research and Development (IAARD)
    Publication Date: 2021
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 3
    Online Resource
    Online Resource
    Universitas Sam Ratulangi ; 2014
    In:  JURNAL BIOS LOGOS Vol. 4, No. 2 ( 2014-08-12)
    In: JURNAL BIOS LOGOS, Universitas Sam Ratulangi, Vol. 4, No. 2 ( 2014-08-12)
    Abstract: Abstrak Penggulungan daun merupakan salah satu bentuk resistensi terhadap kekeringan atau lebih tepatnya mekanisme menghindari kekeringan pada tumbuhan monokotil. Mekanisme ini terjadi dengan cara menurunkan laju evapotranspirasi atau dengan meningkatkan absorpsi air pada tanah kering untuk mempertahankan potensial air daun tetap tinggi. Proses penggulungan daun ini berkaitan erat dengan peranan sel kipas. Pada saat kekurangan air, jumlah dan ukuran sel kipas meningkat, sehingga daun akan menggulung. Tingkat penggulungan daun dapat ditentukan secara visual berdasarkan sistem standar evaluasi untuk tanaman padi dengan memberi skor 1-9. Rendahnya tingkat penggulungan daun berkorelasi positif dengan meningkatnya potensial air daun. Kata kunci: menghindari kekeringan, penggulungan daun Abstract Leaf rolling is one mechanism of drought resistance, i.e. drought avoidance. This mechanism was resulted from decreasing evapotranspiration rate or increasing water absorption in the dry soil to maintain high leaf water potential. The process of leaf rolling in monocotyledon was closely related to the activity of bulliform cells. The number and size of bulliform cells were increased under water deficit, so that leaf rolling occurred. Leaf rolling score (1-9) could be visually determined based on the system of standard evaluation in rice. The low leaf rolling score was positively correlated with high leaf water potential. Keywords: drought avoidance, leaf rolling
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2656-3282 , 2088-9569
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Sam Ratulangi
    Publication Date: 2014
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 4
    In: JURNAL BIOS LOGOS, Universitas Sam Ratulangi, Vol. 3, No. 2 ( 2014-08-30)
    Abstract: Abstrak Evaluasi karakter morfologi akar telah dilakukan untuk menentukan karakter morfologi akar yang potensial sebagai indikator adanya kekurangan air pada padi (Oryza sativa L.) di antara panjang akar, volume akar, berat basah akar, berat kering akar, rasio akar:tajuk dan rasio panjang akar:tinggi tanaman. Eksperimen ini dilakukan di rumah kaca dan menggunakan 2 varietas padi (Superwin dan IR 64) pada fase vegetatif  yang ditumbuhkan pada media tanah di polybag dengan perlakuan kekeringan (tidak disirami selama 14 hari) dan disirami sampai kapasitas lapang (kontrol). Panjang akar dan rasio panjang akar:tinggi tanaman dapat dijadikan indikator kekurangan air pada padi Superwin dan IR 64. Superwin yang merupakan padi sawah dapat dipertimbangkan untuk ditanam di lahan kering. Kata kunci: indikator, kekeringan, morfologi akar Abstract Root-morphological characters in rice (Oryza sativa L.) were evaluated to determine the potential characters as water-deficit indicators among the length, volume, fresh weight, dry weight, ratio root:shoot and ratio root length:plant height. The experiment was conducted in the glasshouse using 2 rice varieties (cv. Superwin and IR 64) grown in the soil mixture at the vegetative phase. The treatments in this experiment were water deficit (without water for 14 days) and well-watered (watering until field capacity). The root length and ratio root length:plant height were potential as water- deficit indicators in Superwin dan IR 64. The upland rice, Superwin, should be considered to be cultivated in the water limited area. Keywords: drought, indicator, root morphology
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2656-3282 , 2088-9569
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Sam Ratulangi
    Publication Date: 2014
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 5
    In: JURNAL BIOS LOGOS, Universitas Sam Ratulangi, Vol. 2, No. 1 ( 2014-08-30)
    Abstract: AbstrakKeterbatasan lahan tanam di Indonesia merupakan salah satu faktor pembatas dalam pembudidayaan tanaman kedelai. Oleh sebab itu kedelai di tumpangsarikan dengan tanaman lain, sehingga ternaungi. Naungan pada tanaman menyebabkan tingginya produksi etilen sehingga tanaman akan memunculkan triple response yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menyeleksi varietas kedelai yang tahan dengan adanya peningkatan etilen pada tiga varietas kedelai (Edamamik, Anjasmoro, Wilis). Setelah dikecambahkan selama 5 hari, panjang kedelai varietas Wilis yang diberi etilen (karbid) adalah yang tertinggi dan Anjasmoro adalah yang terendah. Bengkokan kedelai dengan derajat terendah diamati pada varietas Wilis dibandingkan dengan dua varietas lain. Diameter ketiga varietas tidak berbeda antara yang normal dan diperlakukan dengan karbid. Pengamatan ketiga parameter ini menunjukkan varietas Wilis adalah tanaman yang tahan terhadap peningkatan etilen, sehingga varietas ini berpotensi untuk ditanam di naungan.Kata kunci: etilen, triple response, kedelaiAbstractLimitation of arable land in Indonesia is one of the limiting factors in soybean cultivation. Consequently, soybean is sometimes cultivated as an intercropping crop. One of the major problems of intercropped plants is shading. Shading triggers increased production of ethylene, which in turn affects germinating seeds to exhibit ethylene triple response. The study aimed to screen different varieties of soybean (i.e., Edamamik, Anjasmoro, Wilis) for resistance to increased consentrationof ethylene. Results showed that five days after germination, the height of Wilis was the highest, while the height of Anjasmoro was the lowest. Similarly, the degree of hook on Wilis was the lowest compared with the other varieties. Meanwhile, the diameter of the seedlings was not significantly different among the three varieties. Based on these findings it was concluded that Wilis variety was the most resistant to increased concentration of ethylene and therefore was most suited for intercropping (shade environment).Keywords: ethylene, triple response, soybean
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2656-3282 , 2088-9569
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Sam Ratulangi
    Publication Date: 2014
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 6
    Online Resource
    Online Resource
    Universitas Sam Ratulangi ; 2022
    In:  JURNAL BIOS LOGOS Vol. 12, No. 2 ( 2022-09-10), p. 157-
    In: JURNAL BIOS LOGOS, Universitas Sam Ratulangi, Vol. 12, No. 2 ( 2022-09-10), p. 157-
    Abstract: Alocasia (famili: Araceae) is a genus of plants with economic value because they can be eaten and some of them are known as decorative plants, such as Alocasia Jacklyn. The information about Alocasia Jacklyn is still very limited. This study aimed to identify and reconstruct phylogenetic trees of Alocasia Jacklyn using the DNA barcode of matK and rbcL genes. Analysis of varuations sequences of rbcL genes indicated of there was a difference of 4 – 7 nucleotides with the nearest relative but had a difference of 21 nucleotides with the farthest relative. The result of phylogenetic tree construction indicated there Alocasia Jacklyn is based on rbcL are siblings with Alocasia macrorrhizos in the position of phylogenetic tee, using matK indicated there Alocasia Jacklyn was closely related with Alocasia longiloba and using a combination of rbcL-matK genes indicated there Alocasia Jacklyn was siblings with Alocasia macrorrhizos and all of them included in the monophyletic group from the same genus of Alocasia because they’re from the same ancestry.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2656-3282 , 2088-9569
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Sam Ratulangi
    Publication Date: 2022
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 7
    Online Resource
    Online Resource
    Universitas Sam Ratulangi ; 2015
    In:  JURNAL ILMIAH SAINS Vol. 15, No. 2 ( 2015-08-14), p. 105-
    In: JURNAL ILMIAH SAINS, Universitas Sam Ratulangi, Vol. 15, No. 2 ( 2015-08-14), p. 105-
    Abstract: STRUKTUR DAN KOMPOSISI FITOPLANKTON DI BAGIAN HULU SUNGAI SALUESEM, MINAHASA, SULAWESI UTARA Amanda T.C Nalang1), Herni E.I. Simbala1), Nio Song Ai1), Ratna Siahaan1) ABSTRAK Sungai Saluesem termasuk perairan terbuka yang mengalir (lotik) yang berasal dari Gunung Mahawu, Minahasa dan bermuara ke Teluk Manado yang terletak di Kota Manado, Sulawesi Utara. Hulu sungai merupakan daerah konservasi tanah dan air yang sangat penting dalam mempertahankan kualitas air Sungai Saluesem dari hulu hingga hilir. Kegiatan manusia dari permukiman, pertanian dan peternakan yang terus meningkat di hulu Sungai Saluesem dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas perairan. Tujuan penelitian adalah menganalisis struktur dan komposisi fitoplankton bagian hulu Sungai Saluesem, Minahasa, Sulawesi Utara. Penelitian dilaksanakan dari Oktober 2014 sampai Desember 2014. Penelitian menggunakan metode purposive random sampling. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan di tiap titik pengamatan, dengan demikian terdapat enam titik (2 x 3) pengamatan di hulu.Fitoplankton yang didapatkan di hulu Sungai Saluesem sebanyak 1700 individu dari 32 spesies dan 3 kelas. Kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae, Chlorophyceae, dan Cyanophyceae. Kepadatan tertinggi berasal dari Kelas Bacillariophyceae 2214 individu/m3 (84%) diikuti Kelas Chlorophyceae 349 individu/m3 (13%) lalu Cyanophyceae 72 individu/m3 (3%). Indeks keanekaragaman di Hulu Sungai Saluesem yaitu 2,92 yang termasuk keanekaragaman sedang. Distribusi Spesies fitoplankton di bagian hulu merata dengan indeks kemerataan (E) yaitu 0,64. Tidak ada spesies fitoplankton yang mendominasi di Hulu Sungai dengan indeks dominansi mendekati nol yaitu 0,18. Kualitas air Sungai Saluesem bagian hulu dikategorikan tercemar ringan dengan indeks H’ yaitu 2,92. Sumber pencemaran di lokasi penelitian diduga berasal dari kegiatan rumahtangga (MCK) dan peternakan. Kata Kunci: Sungai Saluesem, Struktur Fitoplankton, Komposisi fitoplankton, Kualitas Air,  Sulawesi Utara STRUCTURE AND COMPOSITION OF PHYTOPLANKTON OF UPSTREAM SALUESEUM RIVER, MINAHASA, NORTH SULAWESI ABSTRACT Saluesem River is a lotic ecosystem that started from Mahawu Mountain, Minahasa and to Manado Bay, North Sulawesi. Upstream Salusem River is an important soil and water conservation area for to maintain quality of Salusem River from upstream to downstream. Increasing human activities from settlement, agriculture and animal husbandry can decrease quality of Salusem River. The aim of this research was to analysis phytoplankton structure and composition of upper Salusem River,  Minahasa, North Sulawesi. The research was conducted from October 2014 to December 2014. The study applied purposive random sampling method with three repetitions. The number of phytoplanktons were 1700 individuals from 32 species and 3 classes, namely Bacillariophyceae, Chlorophyceae, and Cyanophyceae. The highest density is Bacillariophyceae 2214 ind/m3 (84%) followed by Chlorophyceae 349 ind/m3 (13%) and Cyanophyceae 72 ind/ m3 (3%). The diversity index of Saluesem River phytoplankton is 2.92 categorized into middle diversity.  Evenness Index is 0.64 showed equal distribution. There is no dominant species showed by dominance index is 0.18. Based on diversity index H’ is 2.92, water quality of Salusem River upstream are categorized into light pollution. Different sources of pollution were household, agriculture, animal husbandary activities. Keywords: River Saluesem, structure phytoplankton, composition phytoplankton, water quality, North Sulawesi,
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2540-9840 , 1412-3770
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Sam Ratulangi
    Publication Date: 2015
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 8
    Online Resource
    Online Resource
    Universitas Sam Ratulangi ; 2015
    In:  Jurnal MIPA Vol. 4, No. 2 ( 2015-05-06), p. 120-
    In: Jurnal MIPA, Universitas Sam Ratulangi, Vol. 4, No. 2 ( 2015-05-06), p. 120-
    Abstract: Kekeringan merupakan faktor pembatas utama pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati skor kelayuan pada padi lokal Sulawesi Utara yang diberi cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca di Kelurahan Tingkulu, Manadao, Sulawesi Utara dari bulan April sampai Mei 2015. Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 varietas (Superwin, Ombong, Temo dan Burungan) yang diberikan 2 perlakuan pengairan dan 7 ulangan. Kedua perlakuan pengairan adalah diairi sampai kapasitas lapang dan tidak diairi selama 20 hari pada fase vegetatif tanaman. Skor kelayuan daun (1-9) dapat diamati dan ditentukan berdasarkan System of Standar Evaluation, IRRI. Penelitian ini menunjukkan bahwa kekeringan akan memicu pelayuan daun karena menurunnya potensial air di daun.Drought is a major limiting factor for plant growth and development. Leaf wilting in plant could indicate the drought stress. The objective of this experiment was to identify the leaf wilting score of North Sulawesi local rice cultivars as response to drought. The experiment was conducted  in the glasshouse in April to May 2015 at Tingkulu, Manado, North Sulawesi. The experiment was a completely randomized design (CRD) of 4 cultivars (Superwin, Temo, Ombong and Burungan) grown in 2 water regimes, with 1 sampling times and 7 replicates. The two water regimes were well-watered (WW) and water deficit (WD) obtained by withholding water for 20 days at the vegetative phase.  Leaf wilting score (1-9) could be visually determined based on the System of Standar Evaluation in rice by IRRI. The experiment showed that drought periode correlated with the increase of wilting score causes by low water potential.
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2302-3899
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Sam Ratulangi
    Publication Date: 2015
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 9
    Online Resource
    Online Resource
    Universitas Sam Ratulangi ; 2012
    In:  JURNAL ILMIAH SAINS Vol. 12, No. 1 ( 2012-04-30), p. 28-
    In: JURNAL ILMIAH SAINS, Universitas Sam Ratulangi, Vol. 12, No. 1 ( 2012-04-30), p. 28-
    Abstract: EVOLUSI FOTOSINTESIS PADA TUMBUHANABSTRAK Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis terdiri atas 2 fase, yaitu fase I yang berlangsung pada grana dan menghasilkan  ATP dan NADPH2 serta fase II yang berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat. Molekul air tidak dipecah dalam fotosintesis primitif dan setelah evolusi molekul air dipecahkan melalui 2 fotosistem sehingga O2 dilepaskan ke atmosfir. Fotosintesis berkembang menjadi lebih kompleks secara biokimia sampai terjadinya pemisahan antara respirasi dan fotosintesis beserta regulasinya. Evolusi tipe-tipe fotosintesis seperti C4 dan CAM merupakan akibat menurunnya rasio CO2/O2 dan radiasi yang intensif pada atmosfir. Kata kunci: C3, C4, CAM   THE EVOLUTION OF PHOTOSYNTHESIS IN PLANT ABSTRACT Photosynthesis is the synthesis process of carbohydrate from inorganic materials (CO2 dan H2O) in plants with pigments using light energy. There are 2 phases of photosynthesis, i.e. phase I that occurs in grana and results in ATP dan NADPH2 and phase II that occurs in stroma and results in carbohydrate. The water molecule was not split apart  in the primitive photosynthesis and after evolution the water molecule was oxidized via 2 photosystems, so that O2 was released to the atmosphere. Photosynthesis developed biochemically to be more complex until photosynthesis and its regulation was separated from respiration. The evolution of photosynthesis types, such as C4 and CAM, was resulted from the decrease of ratio CO2/O2 and the intensive radiation in the atmosphere. Keywords: C3, C4, CAM
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2540-9840 , 1412-3770
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Sam Ratulangi
    Publication Date: 2012
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
  • 10
    Online Resource
    Online Resource
    Universitas Sam Ratulangi ; 2017
    In:  JURNAL ILMIAH SAINS Vol. 17, No. 1 ( 2017-01-26), p. 1-
    In: JURNAL ILMIAH SAINS, Universitas Sam Ratulangi, Vol. 17, No. 1 ( 2017-01-26), p. 1-
    Abstract: ABSTRAK Banjir merupakan salah satu kendala yang menghambat produktivitas padi. Masalah ini dapat diselesaikan dengan beberapa cara, salah satunya dengan strategi adaptasi. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian tentang adaptasi banjir khusunya pada padi lokal Sulawesi Utara (Superwin, Burungan, Temo dan Ombong). Penelitian telah dilaksanakan untuk mengakaji pengaruh cekaman banjir terhadap padi lokal Sulawesi Utara pada fase vegetatif. Penelitian ini dilakukan dengan 4 varietas padi lokal Sulawesi Utara (Superwin,  Ombong, Temo dan Burungan) dengan 12 kali ulangan dan perlakuan dilakukan pada saat padi berusia 2 minggu. Perlakuannya yaitu dengan membanjiri tanaman padi yang berusia 2 minggu hingga hari ke-20. Dari hasil penenlitian ini tinggi tanaman dari keempat varietas padi lokal Sulawesi Utara sama-sama menunjukkan pertumbuhan yang baik sehingga bisa dijadikan indikator padi yang tahan banjir. Berdasarkan jumlah daun dari keempat varietas varietas Superwin yang memiliki daun terbanyak dibanding dengan ketiga varietas lainnya, namun secara keseluruhan dari jumlah daun setiap varietas bisa bertahan dalam banjir sehingga bisa dipakai sebagai indikator padi yang tahan banjir. Kata kunci: tinggi tanaman, jumlah daun, padi lokal Sulawesi Utara, fase vegetatif, banjir   EVALUATION OF THE LOCAL FLOOD-RESISTENT RICE NORTH SULAWESI THE VEGETATIVE PHASE WITH THE VARIATION OF IMMERSION TIME ABSTRACT Flood is one of the problems that hinder rice production. This problem can be solved in several way, such as adaptation strategies. It is therefore necessary to study about the adaptation of flooding especially to the local rice of North Sulawesi (Superwin, Burungan, Temo and Ombong). This research has been conducted to assess the effect of flooding stress to the local rice of North Sulawesi on the vegetative phase. This research was conducted by four local rice varieties (i.e., Superwin, Ombong, Temo and Burungan) with 12 repetitions and treatments carried out during 2 weeks old rice. The treatment is to flood the rice plants 2 weeks old up to the 20th day. From this research, plant height for each of four local rice varieties show good growth so it can be used as indicator of flood-resistant rice. Based on the number of leaves of four varieties, Superwin has most leaves compared with the three other varieties, but overall on the number of leaves each variety can survive in flood that could be used as an indicator of flood-resistant rice. Keywords: plant height, leaf numbers, local rice of North Sulawesi, vegetative phase, flood
    Type of Medium: Online Resource
    ISSN: 2540-9840 , 1412-3770
    Language: Unknown
    Publisher: Universitas Sam Ratulangi
    Publication Date: 2017
    Library Location Call Number Volume/Issue/Year Availability
    BibTip Others were also interested in ...
Close ⊗
This website uses cookies and the analysis tool Matomo. Further information can be found on the KOBV privacy pages